Trending Template

Pages

Minggu, 17 November 2013

Macam penyakit sapi

macam penyakit sapi

Macam penyakit sapi – Bagi para peternak sapi tentunya sangat penting mengetahui tentang macam penyakit sapi,bagaimana pencegahan penyakit, dan bagaimana pengobatannya. Sebelum lebih jauh mengulas tentang macam penyakit sapi, sebenarnya ada tiga jenis sapi berdasarkan penggunaannya, yang pertama adalah sapi pekerja, kedua sapi perah dan ketiga sapi potong. Diantara ketiganya saat ini hanya dua yang masih popular dibudidayakan oleh masyarakat yakni sapi potong dan sapi perah. Sapi potong dalam pemeliharaannya memiliki kendala dalam hal penyakit, penyakit pada sapi potong banyak macamnya dan sampai saat ini masih ada beberapa penyakit sapi potong yang belum dapat diobati. Pada dasarnya sapi potong dan sapi perah memiliki penyakit yang sama.

Sebelum membahas beberapa macam penyakit sapi ada baiknya kita mengetahui penyebab-penyebab penyakit sapi terlebih dahulu, ada 3 penyebab penyakit pada ternak secara umum, yaitu:
1. parasit
2. bakteri
3. virus
Parasit adalah hewan yang merugikan atu menumpang hidup pada tubuh sapi, baik di dalam tubuh maupun di permukaan kulit sapi, yang didalam sering disebut dengan internal parasit dan yang diluar disebut dengan eksternal. Contoh internal parasit pada sapi adalah cacing dan yang eksternal adalah kutu.
Bakteri pada tubuh sapi tidak semuanya menyebabkan penyakit pada sapi, ada beberapa bakteri yang sangat membantu sapi dalam mencerna makanan, oleh sebab itu penanganan masalah bakteri pada sapi tidak bisa sembarangan dalam memberikan antibiotik.
Penyakit yang disebabkan oleh virus, virus ini banyak jenisnya dan berbagai macam cara penanganannya. Penyakit karena virus ini hampir sulit diobati bahkan diantaranya ada yang belum ditemukan obatnya.
Macam penyakit sapi:
Penyakit yang disebabkan oleh parasit; cacingan (cacing pita, cacing hati, cacing gilik dan lainnya), scabbies (sejenis penyakit korengan pada sapi, yang disebabkan oleh parasit eksternal berupa kutu-kutu kecil yang tak kasat mata)
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri:
anthrax, penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menular ke manusia, wilayah yang terkena anthrax wajib diisolasi dari keluar masuknya ternak minimal sejauh 5 KM sekelilingnya. Anthrax samapai saat ini belum bisa diobati, sapi potong yang terkena anthax wajib dikuburkan dengan cmpuran kapur, daging sapi yang terkena anthrax tidak boleh dikonsumsi. Gejala anthrax ini diantaranya; nafsu makan hilang, suhu badan tinggi dan setelah tiga hari turun dibawah suhu normal, keluar darah dari mulit, hidung dan telinga bahkan kotoranpun akan bercampur dengan darah, di sekujur tubuh sapi akan muncul pembusukan-pembusukan berwarna hitam, kematian akibat penyakit anthrax ini sangat cepat dan tidak dapat diobati.
Surra, penyakit ini juga disebabkan oleh bakteri cirri-ciri terkena penyakit ini demam berselang seling, nafsu makan kurang, dalam keadaan akut ternak akan berputar-putar karena terjadi gangguan pada syarafnya. Surra dapat diobati jika belum dalam keadaan akut, namun jika sapi yang terkena surra mati maka sapi tersebut harus dibakar dan dikubur, daging sapi yang terkena surra tidak boleh dikonsumsi.
Brucellosis penyakit ini sering menimpa sapi perah, namun juga ditemukan pada sapi potong, penyakit ini menular dari sapi ke sapi, biasanya sapi yang terkena brucellosis ini akan selalu mengalami keguguran ketika usia kandungan sekitar 5 bulan. Penyakit ini dapat menular melalui pakan dan air minum. Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan vaksinasi. Demikian dlu beberapa macam penyakit pada ternak sapi potong untuk kesempatan kali ini, dilain waktu akan dijelaskan tentang cara pengobatan dan macam penuakit karena parasit dan bakteri.
Dari macam penyakit diatas yang sering menyerang hewan ternak khususnya sapi adalah Anthrax, penyakit mulut dan kuku.
1. Anthrax
penyakit anthtax
penyakit anthtax
Gejala klinis dan gejala umum anthrax
Gejala-gejala umum anthrax berupa pembengkakan di daerah leher, dada, sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar. Pembengkakan tersebut berkembang dengan cepat dan meluas, bila diraba tarasa panas, konsistensinya lembek atau keras, sedangkan kulit di daerah tersebut normal atau terdapat luka yang mengeluarkan eksudat cair berwarna kuning muda. Kemudian pembengkakan pada daerah leher, pada selaput lendir rektum serta pembengkakan berupa bungkul-bungkul. Anthrax ada 3 bentuk yaitu perakut, akut dan kronis.
Pada ternak terdapat tiga bentuk penyakit anthrax, yaitu perakut, akut dan kronis. Kondisi perakut mempunyai gejala penyakit yang sangat mendadak dan segera terjadi kematian karena perdarahan di otak. Gejala tersebut berupa sesak napas, gemetar kemudian ternak rebah. Pada beberapa kasus ternak menunjukkan gejala kejang-kejang. Kematian dapat terjadi hanya dalam waktu 2 – 6 jam saja.
Pada kondisi akut, mula-mula terjadi panas tubuh yang meningkat (demam), kemudian penderita menjadi gelisah, depresi dengan pernafasan susah. Gejala ini diikuti dengan jantung cepat dan lemah, kejang dan penderita segera mati. Selama penyakit berlangsung, demamnya mencapai 41,50C. Produksi susu berkurang dan susu yang dihasilkan berwarna sangat kuning atau kemerahan. Pembengkakan pada tenggorok dan lidah adalah salah satu gejala umum yang tampak.
Pada bentuk perakut kematian dapat mencapai 100% sedangkan dalam bentuk yang akut kematian dapat mencapai 90% meski telah dilakukan pengobatan.
Sedangkan anthrax bentuk kronis umumnya terdapat pada babi, tetapi juga terdapat pada ternak lainnya. gejalanya ditandai dengan adanya lepuh lokal terbatas pada lidah dan tenggorokan. Bangkai ternak yang mati karena anthrax dilarang keras untuk diseksi. Bangkai tersebut cepat membusuk karena sepsis dan sangat menggembung. Kekakuan bangkai (rigormortis) biasanya tidak ada atau tidak sempurna. Darah yang berwarna hitam seperti ter mungkin keluar dari lubang hidung dan dubur yang bengkak dan lekas membusuk. Selaput lendir kebiruan, sering terdapat penyembulan rektum disertai perdarahan.
Gejala patologis anatomis
Bangkai hewan yang mati karena anthrax dilarang keras untuk diseksi. Bangkai hewan yang mati karena anthrax cepat membusuk karena sepsis. Kekakuan bangkai biasanya tidak ada atau tidak sempurna. Darah yang berwarna hitam seperti ter mungkin keluar dari lubang hidung dan dubur yang bengkak dan ceat membusuk. Selaput lendir kebiruan, sering terdapat penyembulan rektum disertai perdarahan.
Pencegahan, Pengobatan dan perlakuan pemotongan hewan dan daging.
Bagi daerah bebeas anthrax tindakan pencegahan didasarkan ada peraturan yang ketat terhadap pemasukan hewan ke daerah tersebut. Anthrax pada hewan ternak daat dicegah dengan vaksin pada umumnya hewan ternak di daerah enzootik anthrax yang dilakukan setiap tahun disertai cara-cara pengawasan dan pengendalian yang ketata. Oleh karena anthrax pada hewan ternak sangat menular dan fatal, pengendalia enyakit didasarkan pada engobatan seawal mungkin disertai cara-cara pengendalian yang ketat. Hewan berpenyakit anthrax dilarang keras untuk dipotong.
Pencegahan
Tindakan pencegahan yang bisa diupayakan adalah (1) bagi daerah yang masih bebas anthrax, tindakan pencegahan didasarkan pada pengaturan yang ketat terhadap pemasukan ternak ke daerah tersebut (2) pada daerah enzootik anthrax, anthrax pada ternak ternak dapat dicegah dengan vaksinasi yang dilakukan setiap tahun. Pada sapi dan kerbau dosis 1 cc, pada kambing, domba, babi dan kuda dosis sebesar 0,5 cc. Vaksin diberikan secara injeksi subkutan.. Membuat preparat apus darah yang diambil dari telinga pada ternak yang mati secara tiba-tiba (3) jika ternak mati karena anthrax, maka tidak boleh dibuka bangkainya, tetapi diambil salah satu daun telinga dan masukkan ke dalam kantong plastik serta didinginkan jika mungkin, selanjutnya di bawa ke laboratorium untuk didiagnosis. Bangkai langsung dibakar atau dikubur sedalam 2 meter dan ditutup kapur, kulit dan bulu penderita dimusnahkan.
Pengobatan
Pengobatan umumnya dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara antiserum dan antibiotika. Antibiotika yang dipakai antara lain Procain Penisilin G, treptomisin atau kombinasi antara Penisilin dan Streptomisin.

2. Penyakit mulut dan kuku (PMK)
penyakit mulut dan kuku
penyakit mulut dan kuku
Penyakit mulut dan kuku (PMK) disebut juga foot and mouth disease (FMD) atau Aphtae Epizooticae (AE). Penyakit mulut dan kuu adalah penyakit akut dan sangat menular yang menyerang sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan hewan berkuku genap lainnya. Infeksi ditadai dengan pembentukan lepuh yang kemudian berkembang menjadi erosi pada selaput lendir mulut, diantara kuku, lekuk koroner kaki dan puting susu.
Penyebab PMK adalah virus RNA, berdiameter 20 mu. Virus ini sangat labit (antigenetisnya mudah berubah), virusnya tidak tahan terhadap asam dan alkalis, panas, sinar ultraviolet, beberapa zat kimia dan desinfektan. Akan tetapi virus ini tahan hidup ada bahan yang mengandung protein, tahan kekeringan dan tahan dingin.
Gejala klinis ada ternak adalah lesu, suhu tubuh dapat mencapai 41 0C, hypersalivasi (karena erosi selaput lendir mulut dan lidah), nafsu makan berkurang, enggan berdiri (karena luka pada interdigital), enurunan produksi susu secara mendadak, penurunan berat badan yang terjadi serentak pada suatu kelompok hewan dan hewan antar jenis lainnya di pekarangan yang sama. Gejala yang khas berupa lepuh-lepuh diruang mulut terutama bagian atas indah, bibir bagian dalam, gusi, langit-langit, dan sekali-kali pada selaput lendir mata.
Pencegahan penyakit PMK
  • Laporan Dinas Peternakan kepada Dirjen eternakan dan Pemda, tentang terdaatnya kejadian pertama PMK
  • Melakukan pemeriksaan dan peneguhan PMK oleh laboratorium yang berwenang
  • Pernyataan dari pihan Dirjen Peternakan dan Penda tentang terdaatnya/bebasnya statu daerah terhadap PMK
  • Ketentuan Umum
  • Persyaratan khusus lalu lintas ternak bibit dan potong
Pengendalian penyakit PMK
  • Vaksinasi
  • Pada pemindahan hewan dari daerah tersangka dan tertular dan tertular ke suatu daerah perlu dilakukan vaksinasi
  • Daerah terjangkit, tertutup bagi keluar masuknya hewan. Alat-alat angkutan atau alat lainnya dihapushamakan sebelum meinggalkan daerah.
  • Virus PMK pada jerami tahan 1 bulan dan yang terbungkus protein tahan berbulan-bulan
  • Pengobatan terhada penderita PMK dengan serum dan antibiotika tidak memperoleh hasil yang memuaskan karena hanya infeksi sekunder saja.
Pemberantasan penyakit PMK
Pembunuhan hewan yang sakit dan hewan yang berkontak dengan hewan yang sakit adalah cara yang terbaik untuk memberantas PMK, tetapi hal ini membutuhkan biaya yang besar, cara ini hanya daat dilakukan pada keadaan yang khusus seerti daerah wabah.
Perlakukan pemotongan hewan dan daging
Ternak penderita atau tersangka PMK diijinkan untuk dipotong. Ternak tersebut daat diangkut ke RPH dan dagingnya bolej diperjualbelikan setelah dilayukan 24 jam, akan tetapi tulang, jerohan/viscera, kaki dan kepala harus direbus terlebih dahulu, kulitnya boleh diangkut keluar RPH dalam keadaan kering sempurna dan setelah direbus.
Demikian beberapa macam penyakit sapi, cara pencegahan penyakit, dan cara pengobatan penyakit sapi, baca juga tips penggemukan sapi potong. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Blogroll

number navigation

Free Backlinks